By Dana Anwari. Agama Islam adalah agama yang menghendaki orang beriman untuk tunduk dan total menyerahkan dirinya kepada "tiada Tuhan selain Allah". Artinya, orang-orang beriman harus pasrah kepada kehendak Ya Allah ya Malik, Tuhan Maha Raja Yang Maha Berkuasa.
Maka Maha Tinggi Allah, Raja Yang Sebenarnya; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Tuhan (Yang mempunyai) Arasy yang mulia.
Dan barang siapa menyembah tuhan yang lain di samping Allah, padahal tidak ada suatu dalil pun baginya tentang itu, maka sesungguhnya perhitungannya di sisi Tuhannya. Sesungguhnya orang-orang yang kafir itu tiada beruntung. (QS 23:116-117)
Therefore exalted be Allah, the King, the Reality: there is no god but He, the Lord of the Throne of Honor! If anyone invokes, besides Allah, any other god, he has no authority therefor; and his reckoning will be only with his Lord! And verily the Unbelievers shall not prosper!
Dan untuk mengetahui kehendak Allah, kita harus belajar tentang firman-Nya yang tertera di kitab para nabi-Nya: Taurat, Injil dan Al Quran. Kita juga harus belajar dari setiap peristiwa hidup yang terjadi sejak jaman lampau hingga kini. Bukankah kejadian setiap peristiwa di alam semesta ini juga firman-Nya yang harus kita ambil hikmah ketauhidannya?
Ketauhidan kita kepada Allah bukanlah sikap tunduk dan pasrah yang membabi buta. Kita tunduk pasrah kepada Allah adalah untuk menjalankan perintah-Nya. Sikap pasrah kita bukan dengan duduk melamun bertopang dagu merenungi nasib yang sudah ditimpakan Allah kepada kita. Misalnya kita belum berdaya menyekolahkan anak-anak kita di universitas terbaik.
Ketauhidan kita kepada Allah bukanlah sikap tunduk pasrah yang salah kaprah. Kita tunduk pasrah kepada Allah adalah untuk meninggalkan apa yang dilarang-Nya. Sikap pasrah kita bukan dengan tidur tersenyum memandang langit karena baru saja berhasil menjauhi yang dilarang-Nya. Misalnya, kita baru saja berhasil menghindari godaan korupsi di tengah usaha kita ingin membeli rumah atau mobil baru.
Kita harus tetap berusaha. Allah sesungguhnya menuntut kita untuk kreatif, Bila tujuan yang kita inginkan terkendala perbuatan yang dilarang Allah, itu adalah pertanda bahwa Allah menghendaki kita lebih kreatif berusaha meraih keinginan dengan tata cara yang diizinkan-Nya. Bukannya kita harus meninggalkan apa yang kita idam-idamkan. Apalagi bila apa yang diidam-idamkan itu dihalalkan Allah untuk menyenangkan, menyamankan dan membahagiakan kehidupan kita.
Allah memberikan kita naluri untuk menikmati kesenangan hidup. Dan kesenangan itu adalah kesenangan yang dihalalkan-Nya.
Untuk mencapai kepada kesenangan itu, Allah menghendaki kita meraihnya dengan tata cara usaha yang dihalalkan-Nya pula.
Apakah kita ingin meraih kesenangan yang dihalalkan Allah dengan cara yang diharamkannya?
Apakah kita ingin menikmati kesenangan seksual yang dirahmati Allah dengan cara berzinah yang dibenci Allah?
Apakah kita ingin memiliki harta dengan cara mengambil harta orang lain dengan merampoknya?
Apakah kita ingin cepat kaya berdagang dengan cara tipu daya dan membohongi para pembeli dagangan kita?
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (QS 2:286)
On no soul doth Allah place a burden greater than it can bear. It gets every good that it earns, and it suffers every ill that it earns.
http://suksesusahasukses.blogspot.com
*
Read more…
Shalat, penyembahan kepada Allah Yang Satu, Tuhan yang tanpa sekutu adalah
bukti takwa yang nomor satu
-
*Mengapa hanya menyembah Tuhan Allah saja? *
Karena hanya Tuhan Allah saja yang memiliki ke-Maha Besar-an, dan tiada
tuhan lain yang mampu menyekutukan-Nya....